KONSEP
PENALARAN
Penalaran adalah sebuah
pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang
melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran
dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi.
penalaran merupakan proses alamiah yang terdapat pada manusia karena manusia
memiliki akal pikiran sehingga dapat berfiikir sebelum melakukan suatu
tundakan, dalam hal ini manusia melakukan beberapa proses berfikir secara
logika maupun analitis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
Penalaran sebagai
sebuah kemampuan berpikir, memiliki dua ciri pokok, yakni logis dan analitis.
Logis artinya bahwa proses berpikir ini dilandasi oleh logika tertentu,
sedangkan analitis mengandung arti bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan
langkah-langkah teratur seperti yang dipersyaratkan oleh logika yang
dipergunakannya. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan
yang tepat dari bukti-bukti yang ada dan menurut aturan-aturan tertentu.
Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas
tersebut adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita
lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
Ciri-ciri penalaran :
1.
Adanya suatu pola berpikir yang secara
luas disebut logika.
2.
Sifat analitik dari proses berfikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
WUJUD
EVIDENSI
Evidensi adalah semua
fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk
memahami suatau fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris.
·
PENALARAN INDUKSI
Merupakan penalaran
yang menyebutkan peristiwa atau keterangan atau data yang khusus untuk menuju
kepada kesimpulan umum yang mencakup semua peristiwa khusus itu.
Macam-macam penalaran
induksi :
- Generalisasi
- Analogi
- Kausalitas
- Salah nalar
·
MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan secara
langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
- Semua ikan bernafas
melalui insang. ( premis )
- Semua yang bernafas
melalui insang adalah ikan. ( simpulan )
·
MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Penarikan ini ditarik
dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan
yang kedua adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme Kategorial.
Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
- Premis umum : premis
mayor ( My )
- Premis khusus :
premis minor ( Mn )
- Premis simpulan :
premis kesimpulan ( K )
Contoh
silogisme kategorial :
- My : Semua mahasiswa
Universitas Gunadarma memiliki KTM.
- Mn : Aini Fatimah
adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
- K : Aini Fatimah
memiliki KTM.
CARA
MENGUJI DATA , FAKTA , AUTORITAS
v Cara
menguji data
Data dan informasi yang
digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan
pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta
itu siap digunakan sebagai evidensi.
v Cara
Menguji Fakta
Untuk menguji apakah
data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus
diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama
untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu
harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.
v Cara
Menguji Autoritas
Menghindari semua
desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada
hasil eksperimen yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut
pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan
awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan,
presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus
diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip
sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise
pribadi di bidang lain.
4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah
apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang
itu.Sumber :
APERBEDAAN
SILOGISME KATEGORI, SILOGISME HIPOTESIS DAN SILOGISME ALTERNATIF
v Silogisme
katagorial
Silogisme ini merupakan
silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi
yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan
menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor
(premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh :
- semua makhluk hidup
pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan
yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
v Silogisme
hipotetis
Yang dimaksud dengan
silogisme hipotetis itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya
berupa proposisi hipotetis, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar saya
makan roti (mayor)
- Sekarang lapar
(minor)
v Silogisme
alternatif
Silogisme alternatif
adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
- Dimas tinggal di
bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di
surabaya
CARA
BERFIKIR INDUKTIF
Berfikir ialah gejala
jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berfikir
adalah suatu proses dialektis. Artinya, selama kita berfikir, fikiran kita
mengadakan tanya jawab dengan fikiran kita, untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan
antara pengetahuan kita itu, dengan tepat. Pertanyaan itulah yang memberi arah
kepada fikiran kita.
v Berpikir
Deduktif
Deduksi berasal dari
bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan
yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir
yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
v Berpikir
Induktif
Induksi adalah cara
mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk
menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
(filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif
adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus
ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir
induktif. (www.id.wikipedia.com)
Jalan induksi mengambil
jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan
jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu
persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara
bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan,
sekelas dengan dia benar pula.
Penalaran ilmiah pada
hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana
lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran
induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara
konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara
pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji
kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya
hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut
hipotesis.
Hipotesis ini pada
dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari
pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap
pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan
fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau
tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak. Maka
dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan
dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.
Sumber :
1 komentar:
Hotel Las Vegas - Mapyro
This casino is located in the centre of Las Vegas. 경상남도 출장안마 This casino is part of the Encore 포천 출장안마 Collection of luxury hotels 이천 출장안마 and 강원도 출장안마 destination casinos 제주 출장마사지 Rating: 4.1 · 18,065 reviews
Posting Komentar